Heboh !!!! 5 Sekandal Keluarga Kerajaan Arab Saudi Yang Bikin Dunia Bergetar

Info Terupdate- Kerajaan Arab Saudi atau al-Mamlakah al-Arabiyah as-Su'diyah didirikan dari unifikasi empat wilayah -- Hejaz, Najd, dan bagian dari Arabia Timur (Al-Ahsa) dan Arabia Selatan ('Asir) pada 23 September 1932.

Pendirinya adalah Abdulaziz Al Saud dari Dinasti Saud. Kerajaan Saudi kemudian menjelma menjadi produsen dan pengekspor minyak terbesar di dunia setelah 'emas hitam' ditemukan di wilayah tersebut pada 3 Maret 1938.

Pemasukan melimpah dari minyak dan gas juga dari layanan ibadah haji dan umrah-- memungkinkan keluarga kerajaan hidup mewah.

Namun, seperti halnya kerajaan-kerajaan lain, Arab Saudi tak lepas dari intrik, plot, juga skandal -- dari pesta terlarang, tindakan memalukan, hingga pengkhianatan yang berujung pada pembunuhan sang raja.

Berikut 5 skandal yang pernah dilewati dalam sejarah Kerajaan Arab Saudi, seperti dikutip sebagian dari situs liputan6 dan beberapa sumber lainnya selasa(7/3/2017):

1. Pembunuhan Raja Faisal
Tanggal 25 Maret 1975 menjadi hari yang kelam bagi Kerajaan Arab Saudi. Sang pemimpin Raja Faisal meninggal dunia.

Segala upaya telah dilakukan dokter untuk menyelamatkannya -- dengan memijat jantung dan memberikan tranfusi darah -- namun tak berhasil.

Wafatnya sang penguasa dari Dinasti Saud itu sungguh tak terduga. Dalam insiden yang mengejutkan.
Raja Faisal Bin Abdul Azis
Pangeran Faisal bin Musaed, keponakan Raja Faisal, menembakkan tiga peluru dari jarak dekat ke arah korban di tengah sebuah acara kerajaan.

Seperti dikutip dari BBC, menurut sejumlah saksi mata, Pangeran Faisal bin Musaed kala itu berada di sebuah ruangan, sedang berbincang dengan seorang delegasi Kuwait, saat menanti kedatangan sang raja.

Raja Faisal sedang membungkuk, untuk mencium keponakannya itu. Namun, tanpa peringatan, Pangeran Faisal bin Musaed mengeluarkan pistol dan menembak korban. Senjata itu diarahkan ke bawah dagu, lalu ke telinga.

Salah satu pengawal sang raja sempat memukulkan pedangnya yang masih bersarung ke arah pelaku.

Menteri Minyak Sheikh Yamani dilaporkan berteriak, memerintahkan para pengawal untuk tidak membunuh sang pangeran.

Pangeran Faisal bin Musaed dibekuk tak lama kemudian dan diperiksa pihak Kepolisian Saudi. Para dokter dan psikiater mengeluarkan diagnosis bahwa pelaku dalam kondisi 'tak seimbang' secara mental. Sebelum hingga setelah insiden penembakan, pelaku dalam kondisi tenang.

Ia kemudian dinyatakan bersalah. Pada Juni 1975, Faisal bin Musaed dieksekusi mati dalam kasus pembunuhan sang raja. Eksekusi pancung dilakukan di sebuah alun-alun di Riyadh.

Apa motif yang melatarbelakangi aksi Pangeran Faisal bin Musaed tak pernah terang. Namun, beredar spekulasi aksinya itu sebagai balas dendam atas kematian saudaranya Khalid, yang tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan pada 1966.

Setelah wafatnya Raja Faisal, sang putra mahkota, Pangeran Khalid mewarisi takhta kerajaan.

2. Homoseksualitas Sang Pangeran
Pada 2010, Pangeran Saud bin Abdulaziz bin Nasir al Saud ditahan gara-gara memukuli pembantunya hingga tewas di sebuah kamar hotel mewah di London.

Seperti dikutip dari BBC, kasus pembunuhan tersebut menguak dugaan homoseksualitas sang pangeran.

Dalam persidangan yang digelar di Old Bailey, para pengacara Pangeran Saud bin Abdulaziz bin Nasir al Saud berusaha membuktikan bahwa kliennya bukan gay.

Pengacaranya, John Kelsey-Fry QC berpendapat, pertanyaan soal seksualitas terdakwa, tak relevan dengan kasus tersebut. Ia menegaskan, homoseksualitas adalah pelanggaran luar biasa dalam hukum syariah Islam.

Jika sang pangeran dinyatakan sebagai homoseksual, maka ia terancam dieksekusi di negara asalnya.


Pembela hukum tetap bergeming, meski muncul pengakuan dari dua penghibur pria Pablo Silva and Louis Szikora yang mengaku melakukan tindakan seksual kepada sang pangeran.

Seorang porter, Dobromir Dimitrov, yang seorang homoseksual mengatakan, "Aku mengira mereka (korban dan pelaku) adalah pasangan gay."

Pangeran yang kala itu baru berusia 34 tahun mengakui bahwa ia melakukan kekerasan terhadap pelayannya, Bandar Abdulaziz, namun membantah telah membunuhnya.

Ia mengaitkan kematian korban dengan pemukulan dan perampokan uang senilai 3.000 pound sterling beberapa pekan sebelumnya. Namun, penyelidikan mengungkap luka yang diderita Bandar Abdulaziz masih baru.

Jasad yang ditemukan di kamar 312, Landmark Hotel itu memiliki luka gigitan di pipi. Polisi juga menemukan foto korban yang telanjang di ponsel sang pangeran.

Ibu sang pangeran adalah satu dari 50 keturunan almarhum Raja Saud.

Ia mengajak dan membiayai pembantunya itu terbang ke seluruh dunia dan tinggal di hotel terbaik.

Di London, keduanya pergi berbelanja, makan di restoran terbaik, dan minum sampanye serta koktail di klub malam megah.

Mereka berbagi tempat tidur tapi sang pangeran sering menjadikan 'hamba laki-lakinya itu' sebagai objek kekerasan, seperti pemukulan yang tertangkap kamera CCTV di lift hotel, tiga minggu sebelum kematian Bandar Abdulaziz.

Pangeran Saud bin Abdulaziz bin Nasir al Saud divonis penjara seumur hidup di Inggris. Namun, ia dikirim balik ke Arab Saudi pada 2013 sebagai bagian dari pertukaran narapidana.

3. Cinta Segi Tiga.
Kisah cinta tragis, mirip Romeo dan Juliet, pernah menimpa keluarga kerajaan Arab.

Kala itu, Putri Misha’al bint Fahd al Saud sudah dijodohkan dengan sesama ningrat. Calon suaminya adalah sepupunya sendiri.
Putri Misha’al bint Fahd al Saud
Namun, saat menempuh studi di Beirut, Lebanon, ia bertemu dan jatuh cinta dengan Khaled, putra seorang diplomat Saudi. Keduanya pun menjalin cinta terlarang.

Hubungan itu terus dijalin bahkan ketika keduanya sudah kembali ke Arab Saudi. Pada 1977, mereka berniat melarikan diri, namun tertangkap.

Hubungan mereka, dan keengganan sang putri menyalahkan kekasihnya itu, bikin marah sang kakek, Muhammad bin Abdul Aziz al Saud -- saudara sang raja.

Maka, Putri Misha’al yang kala itu berusia 19 tahun dibawa ke sebuah tempat parkir di Jeddah. Ia dieksekusi dengan tembakan di depan kekasihnya.

Sementara, Khaled dieksekusi pancung -- yang dilaporkan dilakukan bukan sekali ayun, tapi empat kali.

Pihak Saudi dilaporkan berusaha menutup-nutupi hubungan terlarang itu. Namun, upaya itu gagal.

Pada tahun 1980, kisah cinta yang berakhir tragis itu jadi subjek drama dokumenter berjudul Death Of A Princess yang ditayangkan BBC dan PBS.

Pihak Saudi berusaha mencekalnya, tapi gagal. Mereka membalas dengan mengusir duta besar Inggris untuk Riyadh, menarik 400 anggota kerajaan Saudi dari Britania Raya.

Kemarahan Riyadh juga menyebabkan kerugian 200 juta pound sterling pihak Inggris, dari pendapatan yang hilang dari pesanan dibatalkan dan boikot produk.

4. Penyeludupan Kokain di Pesawat Pangeran Arab
Pada tahun 2004, Pangeran Nayef bin Fawwaz Al Shalaan didakwa di Amerika Serikat dan Prancis atas keterlibatannya dalam operasi perdagangan narkoba antara Amerika Selatan dan Eropa.

Skema itu berawal dari hubungan cinta antara sang pangeran dan perempuan Kolombia, Doris Mangeri Salazar di University of Miami pada tahun 1970-an.

Mereka terus berhubungan dan bertemu beberapa tahun setelahnya.

Pada tahun 1998, sang pangeran diduga telah bertemu dengan anggota sindikat narkoba Kolombia, atas perantaraan Mangeri. Sindikat itu dipimpin Juan Gabriel Usuga dan Carlos Ramon.

Pangeran Nayef dilaporkan menyelundupkan kokain lewat pesawat pribadinya, jenis Boeing 727.

Seperti dikutip dari The Guardian, pangeran dituduh menyelundupkan 1.980 kokain ke Prancis pada Mei 1999.

Kokain itu awalnya dikirim ke sebuah rumah di Caracas, Venezuela dengan truk kentang.

Barang haram itu kemudian dipindahkan ke 100 koper Samsonite kosong, dan akhirnya ditempatkan di atas kapal pesawat pangeran. Sampai di Paris, kokain itu kemudian dikirim ke Italia dan Spanyol.

Sejumlah kokain berhasil didistribusikan. Namun, 796 kilogram di antaranya disita aparat di Paris, 188 kg lainnya digerebek polisi Spanyol.

Meski menerapkan hukum keras terhadap perdagangan narkoba, Saudi meloloskan sang pangeran -- yang mengaku pertemuannya dengan pihak Kolombia adalah mencari investor usaha plastik.

Karena tidak ada perjanjian ekstradisi antara Kerajaan Arab Saudi dengan Prancis atau Amerika Serikat, penyelidik tak bisa berbuat banyak.

Menteri Dalam Negeri Saudi, Pangeran Nayef bin Abdel Aziz, bahkan mengancam untuk membatalkan beberapa kesepakatan bisnis dengan Prancis.

5. Skandal Putri Arab
Putri Basmah binti Saud bin Abdulaziz al Saud adalah perempuan terhormat dari Dinasti Saud. Ia adalah cucu dari raja pertama Saudi, sekaligus putri dari raja kedua. Sang putri sudah lama jadi duri dalam daging di kalangan keluarga penguasa. 
Putri Basmah binti Saud bin Abdulaziz al Saud
Semua gara-gara pandangannya yang reformis dan aktif dalam kampanye hak asasi manusia (HAM). 

Dia telah terbuka menyatakan harapannya bahwa kerajaan akan mengadopsi konstitusi, menjamin kesetaraan gender dan hak-hak sipil.

Ia juga menyuarakan reformasi hukum perceraian, sistem pendidikan, dan layanan sosial untuk mengurangi diskriminasi terhadap perempuan, dan menyingkirkan mahram -- pendamping laki-laki yang harus menemani perempuan Saudi di depan umum.

Meskipun demikian, ia masih jadi target bagi mereka berupaya menurutnkan kewibawaan Dinasti Saud yang berkuasa. 

Pada tahun 2013, sang putri diduga terjebak percakapan Facebook. Peretas atau hacker telah membobol akun teman baiknya yang diidentifikasi sebagai seorang syekh berusia 30 tahun dari Uni Emirat Arab.

Percakapannya, termasuk lewat Skype, dengan teman palsu abal-abal itu direkam. Isinya termasuk sanjungan untuk memikat sang putri dalam percakapan seksual.

Setelah beberapa bulan, pemeras menuntut 320.000 pound sterling dikirim ke rekening mereka bank Mesir.

Sang putri memutuskan untuk mengungkapkan pemerasan itu. Di sisi lain, para pemeras merilis rekaman 40 detik ke sebuah situs berbagi video yang isinya menunjukkan Basmah binti Saud bin Abdulaziz al Saud sedang merokok dan melayangkan cium jauh.

Dari kaca mata Barat, hal itu dikategorikan wajar. Namun, beda dengan masyarakat Saudi. Apa yang dilakukan sang putri merupakan skandal.

0 Response to "Heboh !!!! 5 Sekandal Keluarga Kerajaan Arab Saudi Yang Bikin Dunia Bergetar "

Post a Comment